Kutugan
Petilasan Gedong Pulosari
Sejarah
Sekitar 250 tahun yang lalu, GRM Sumadi dan GR Ay Sudarminah yang merupakan putra dan putri dari Sultan Hamengkubuwono ke-2 melakukan perjalanan. Setelah kira-kira 350 hari berjalan melewati Bayat, dan berhenti sejenak di tempuran Wot Galih di Ngawen. Di daerah itu mereka sempat mandi jamas. Mereka ditemani oleh 2 abdi mereka yaitu Wonokusumo dan Notokusumo. Selesai mandi mereka melanjutkan perjalanan, akan tetapi pakaian GRM Sumadi yang bernama Kuluk Kanigoro dan Gondil Ontro Kusumo tertinggal di tempat itu. Akhirnya kedua pakaian tersebut dititipkan ke kedua abdi tersebut untuk dikembalikan ke Sinuwun Ngarso Dalem ( Sultan HB II ). Pada saat itu Ngarso dalem mengadakan sayembara, bahwa siapa yang dapat menyerahkan dua pakaian tersebut maka akan dijadikan putra oleh beliau. Pakaian Kuluk Kanigoro diserahkan oleh Wonokusumo, sedangkan pakaian Gondil Ontro Kusumo diserahkan oleh Notokusumo. Maka kedua orang itupun diakui sebgai Putro Dalem oleh Sinuwun Ngarso Dalem.
GRM Sumadi dan GR Ay Sudarminah pun melanjutkan perjalanan melalui Mbabak, Ngluwur, kemudian menuju Selo Lawang sebelah selatan pertapaan Amben Gandul Ndondong. Di Selo Lawang selama 40 hari mereka tidak menemukan makanan apa-apa selain rempah-rempah seperti lempuyang dan lengkuas. Karena hanya makan rempah-rempah seperti itu maka perut GR Ay Sumardinah menjadi besar seperti perut orang hamil 9 bulan 10 hari. Mengetahui hal tersebut GRM Sumadi pun marah dan mengira bahwa GR Ay Sudarminah telah berhubungan badan dengan seseorang dan hamil. Setelah 40 hari GRM Sumadi masih dalam amarahnya, maka GR Ay pun mulai pasrah dan mempersilahkan untuk membuktikan sendiri apa yang ada di dalam perutnya. Maka pada hari Senin Pon bulan Sura GRM Sumadi pun menusuk dan membelah perut GRAy Sudarminah menggunakan Duwung Setro Banyu. Akan tetapi setelah mengetahui apa yang ada di dalam perut GRAy hanyalah berupa rempah-rempah. GRM Sumadi pun menyesal. Setelah merawat mayat GRAy dan dibaringkan dengan posisi Selatan menghadap ke Barat, dengan perasaan bersalah GRM Sumadi pun menusuk dirinya sendiri dengan Duwung Setro Banyu tadi. Posisi GRM Sumadi saat meninggal adalah Utara menghadap barat.
Ritual
Tempat ini banyak dikunjungi untuk berziarah. Kebanyakan akan datang ke tempat ini pada malam Senin Legi atau Kamis Legi. Sementara setiap tahun di Dusun Ndondong sendiri diadakan upacara Nyadran yang diadakan setiap bulan besar pada hari Senin Legi atau Kamis Legi.
Selain itu di dekat tempat ini tepatnya di dusun Kutugan juga ada tempat pertapaan yang menurut cerita warga sekitar sering digunakan untuk bertapa dalang-dalang wayang kulit. Lokasinya berada di area Gunung Panggung. Perjalanan menuju Petilasan Gedong Pulosari sendiri akan terasa cukup susah. Tapi pemandangan yang akan anda dapat setelah sampai di atas bukit sangat mempesona. Deretan sawah padi yang hijau dan sebagian mulai menguning dengan galengan-galengan yang membatasinya, seakan membentuk undak-undakan raksasa berwarna hijau. Jika anda merupakan pecinta sejarah dan petualang anda bisa datang ke tempat ini. Anda kebingungan menuju tempat ini? Jangan khawatir, hubungi kami. Kami bersedia dengan sukarela mengantar anda kesini.